GURU MATEMATIKAKU
by. Hindun, M.Pd
Persamaan integral dan Limit
ketika belajar matematika di SPG pasti teman-temanku, di kelas III C semuanya
pasti akan terdiam, yang hanya bisa kami lakukan adalah hanya menulis rumus
yang dijelaskan oleh guruku, yang bernama Syamsudin Simatupang. Dia dengan
gamblang menjelaskan itu semua, sebenarnya ketika menjelaskan ini semua, guruku
termasuk guru yang sabar. Walaupun mengajar matematika, tetapi karena sikapnya
yang ramah, sehingga pelajaran matematika menjadi pelajaran yang sangat Aku
senangi, termasuk teman-teman sainganku, yang bernama Budiyono, Sunardi dan
Narmo, Mereka adalah 3 laki-laki yang paling antusias jika pelajaran matematika
ini sedang diajarkan. Untuk yang wanitanya memang hanya Aku yang biasanya bisa
mengimbangi ketiga lelaki itu ketika belajar matematika. Sedangkan untuk
teman-teman yang lain hanya sebagai penonton, jika Pak Simatupang sedang
menjelaskan hal tersebut. Dan Kebetulan pada saat itu Pak Simatupang masih Muda
dan termasuk Guru yang sangat disenangi para wanita, karena masih bujangan.
Apalagi cara mengajarnya enjoy.
Karena untuk pelajaran Integral
dan Limit ini merupakan rumusan matematika yang menurutku dan teman-teman yang
lain yang paling sulit, apalagi untuk tingkatan sekolah SPG. Karena biasanya,
untuk Sekolah Pendidikan Guru (SPG) materi yang kami peroleh berbeda dengan
materi pembelajaran pada umumnya. Karena di SPG ini, sebagian besar kami
mempelajarai Pelajaran yang akan kami ajarkan di Kelas Taman Kanak-Kanak (TK) maupun
Sekolah Dasar (SD). Mapel tersebut di kenal dengan sebutan MMP (Materi dan
Metode Pembelajaran) 8 mata pelajaran seperti PKn, IPS, IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, Ketrampilan,
Kesenian, dan sebagainya. Jadi Ketika kami mendapat pelajaran MMP, maka yang
biasa kami pelajari adalah kami diminta untuk persiapan mengajar, yang di kenal
dengan sebutkan RPP, dengan menyusun RPP, disinilah kita di tuntut untuk dapat
membuat perencanaan pembelajaran, dari menentuka tujuan, materi sampai
menentukan metode dan berupaya untuk melakukan Pembelajaran yang aktif.
Jika RPP kami sudah dibuat maka
kami pun diminta untuk praktek mengajar sesuai dengan materi pelajaran yang
akan diajarkan, dengan teman-tema kami sebagai murid, kegiatan ini dinamakan
dengan kegiatan Micro Teaching. Jika Pelajaran umum, kami masih bisa
mengatasinya secara santai dan lanjut. Tapi jika sudah ada kaitannya dengan IPA
dan Matematika, tentulah ini paling sulit, karena mungkin matematika memang
sudah menjadi momok bagi para peserta didik, karena pelajarannya yang paling
sulit. Walaupun pelajaran yang Kami pelajari adalah Materi SD, tapi kami harus
menguasai semua Mapel yang ada di SD, karena SD sistemnya adalah Guru Kelas.
Jadi kalau Pelajaran Matematika ciri khas pak Syamsudin yang selalu menggoda
Kami yang katanya kalau belajar matematika wajahnya sudah ditekuk semua,
kecuali Saya dan ketiga cowok yang paling ganteng. Sudah pasti setiap
menjelaskan rumus pasti Dia selalu menggoda Kami dan mengungkapkan kata,
“pusing,Pusing,pusing….”, sambil tersenyum. Karena di kelas Kami sebagian besar
di dominasi anak perempuan, Siswa Laki-laki hanya sekitar 8 orang satu kelas B
dan C, sedangkan di Kelas A hanya satu orang, karena kelas ini jurusan TK.
Sudah pasti maple matematika walaupun belajarnya bikin pusing tetapi
penjelasannya sangat mudah dimengerti menurutku.
Pada saat itu Kami duduk di Kelas
3 SPG, ketika Ujian Akhir ada yang namanya Ujian Lisan. Nah jika mapel Umum
pasti kami akan bisa langsung menghafalnya. Tapi Bagaimana dengan Mapel
Matematika, ketika melakukan Ujian Lisan, bingung juga kami menghafal pelajaran
tersebut, apalagi pakai rumusnya. Aku yakin teman-temanku sudah pusing 7
keliling. Bersyukur Aku lumayan bisa, jadi ketika teman-teman yang lain lain
tidak bisa menjawab, pasti aku yang akan menjawabnya. Sepertinya ujian lisan,
ketika Aku bersekolah hanya di Sekolah Pendidikan Guru saja yang ada ujian
lisannya. Tapi Sekolah lain tidak pernah ada. Tetapi memang sekolah di SPG ini
membawa kenangan yang sangat berkesan, apalagi ketika Kami PPL (Pendidikan
Praktik di Lapangan) Kami diminta untuk terjun ke Sekolah yang sebenarnya.
Mengajar Anak-anak SD, dan Kami harus siap untuk mengajar kelas berapa pun di
tunjuk. Pada saat itu Aku mendapatkan Mapel Kesenian dan Ketrampilan, ini
merupakan dua pelajaran yang ku anggap paling sulit ketika harus praktek,
karena Aku tidak pintar bernyanyi dan kurang kreatif, maka tidak heran ketika
Aku mengajar teknik melipat Aku kewalahan karena semua peserta didik Maju ke
depan kelas menyerbu ku karena saking antuasiasnya ingin bisa membuat burung,
akhirnya Aku diajarkan oleh guru kelasnya tata cara mengajarkannya, pokoknya
seru deh. Yang Kasihan adalah salah satu temanku, Dia memang memiliki kelemahan
apabila praktek di depan kelas dengan temannya saja sudah grogi dan pasti
bajunya akan basah oleh keringat, ditambah lagi mengajar langsung di SD
mengahadapi anak-anak yang berbeda karakter sudah pasti tambah deras keringat
sampai bajunya pun sampai bisa di peras. Kesemuanya itu adalah kejadian di
tahun 1990. Ketika Kami lulus, teman-temanku ada yang langsung mengajar di SD,
kemudian ikut Ujian PNS lulus, ada yang menikah, dan yang melanjutkan ke
perguruan tinggi pun sangat lah banyak, termasuk Aku. Aku selama kuliah memang
sengaja ikut membantu mengajar Pramuka di salah satu SD di bilangan Menteng
Jakarta Pusat, karena Aku memiliki kelemahan kurang percaya diri.
Setelah Aku lulus dari Perguruan
Tinggi, Aku pun terdampar di Sekolah Swasta di tahun 1995, dan mulai mengajar
di SMK, Baru Tahun 1996 Aku mulai mengajar di SMP Negeri. Ketika Aku mengajar
di SMP Aku sudah sempat bergabung dengan Bapak CEO Muhammad Ihsan, yang pertama
kali Aku dapat bertemu beliau di Gedung Jakarta Convention Center (JVC) yang
mengadakan pelatikan agar Guru Melek IT. Di sini Aku bertemu dengan murid yang
sudah menjadi guru dalam satu pelatihan.
Tapi Tahun ini berbeda Aku
bertemu dalam satu wadah yang sama Media Guru, sebagai penulis, yang tentunya
Aku sebagai Penulis pemula dan beliau sebagai penulis senior, yang tidak pernah
putus memberikan motivasi kepada siswanya untuk bisa menjadi Penulis. Terima
kasih Pak Samsudin Simatupang, Guru Matematika di SPG Aisyiyah Jakarta. Terima
kasih pula untuk semua guru-guru yang sudah mendidikku tanpa pamrih sampai Aku
bisa sebagai guru seperti sekarang ini. Terima Kasih Guruku.
Salam Literasi
Lenteng Agung 2020
Komentar
Posting Komentar