ASESMENT KOMPETEMSI MINIMAL (AKM) ATAU ASESMEN NASIONAL (AN) Bagian 1

 




Tagur H-140

 

Kolom

 

Pada tahun 2019, sekolah kami di tunjuk sebagai peserta AKSI (Asesment Kompetensi Siswa Indonesia), Kami diminta untuk mempersiapkan peserta didik yang sudah ditunjuk oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah AKSI dilaksanakan kemudian di UNBK berikutnya soal UNBKnya sudah diselipkan dengan soal AKM, dan bukan hanya siswanya saja tapi Kami gurunya juga diminta untuk ikut mengisi AKM tersebut. Tapi nanti istilah AKM diganti menjadi AN.

Untuk tahun ini survey AKM yang rencanya akan dilancarkan oleh kemendikbud sebagai pengganti UNBK, akan diselenggarakan tanggal 1 Desember 2020, tapi yang menjadi pesertanya bukan kelas 9, tapi Kelas 8 untuk tingkat SMP, Untuk SD Kelas 5, sedang untuk tingkat SMA diambil dari kelas XI. Apa sih itu AKM dan apa saja yang akan di test di AKM tersebut.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.



Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.



Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. (https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/)



Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII dan XI?

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.

 

Apakah Asesmen Nasional menggantikan UN?

Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Namun Asesmen Nasional menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. Sebagai alat untuk mengevaluasi mutu sistem, Asesmen Nasional akan menghasilkan potret yang lebih utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses pembelajaran di sekolah. Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan balik yang berguna bagi sekolah dan Dinas Pendidikan dalam proses evaluasi diri dan perencanaan program.

 

Mengapa yang diukur adalah literasi dan numerasi?

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih karena merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Kemampuan membaca yang diukur melalui AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya dikembangkan melalui berbagai pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis. (Asesmen Nasional, Lembar Tanya Jawab)

Karena pelaksanaan simulasi Asesmen Nasional tersebut yang akan dilaksanakan tanggal 1 Desember tersebut di Sekolah Kami yang diminta hanya menyiapkan 5 siswa sebagai perwakilan dari kelas 8, karena ini full online, maka yang kami pilih adalah peserta didik yang menggunakan wifi di rumahnya, karena untuk AKM dengan UNBK jelas sekali berbeda. Apa sih perbedaannya dan bagaimana caranya ? kita lanjutkan besok ya…, semoga bermanfaat.


Tanya jawab seputar Asesmen Kompetensi Minimum. klik disini

AKM dalam pembelajaran ......klik di sini

Sama Literasi

 

Lenteng Agung 2020


Komentar

Jumlah Pembaca

Bab II Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi

Ketergantungan Antarruang dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Masyarakat

AKTIVITAS MANUSIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN